20 April 2009

Jurus Jitu Sukses Berinvestasi Saham di Masa Krisis



Bila ditulis dalam bahasa Cina, kata krisis terdiri dari dua huruf.
Yang satu mewakili ancaman dan yang satu lagi mewakili peluang
(John F. Kennedy)

Salah satu bidang yang mengalami dampak terbesar dari datangnya krisis adalah Pasar Saham. Bahkan salah satu indikator datangnya krisis bisa dilihat dari pergerakan harga-harga saham di suatu negara. Tetapi justru di saat krisis lah terbuka kesempatan besar untuk meraup untung berkali-kali lipat dibandingkan saat perekonomian lancar.

Ah, bagaimana caranya? Bukannya di saat krisis harga saham pada berjatuhan?
Gimana bisa untung?


Saat ini di Bursa Efek indonesia terdapat 396 emiten saham dari berbagai macam bidang industri. Ketika krisis datang, perekonomian melambat, tetapi tidak berhenti. Sebagian besar perusahaan tutup, tetapi ada yang bertahan. Permintaan produk dan jasa menurun tetapi tidak berhenti. Ke mana para pelanggan tersisa ini mencari produk dan jasa yang dibutuhkan?

Benar sekali. Saat krisis terjadi penurunan permintaan, tetapi dibarengi juga dengan penurunan jumlah saingan. Apa yang terjadi dengan perusahaan-perusahaan yang tertiban untung seperti ini???

Posted in Prie Tea Go Blog


Antri demi kompor

Hai ini ada toko elektronik baru dibuka di Bandung. Dia pasang iklan di koran hari sabtu dan minng kalo ada kompor dan kipas angin setengah harga. Harga kompor jadi cuma 39rebu, kipas angin standing cuma 69rebu. Alhasil diserbu orang lah...

Tadi dateng ke tokonya jam 11an, ternyata yg mo beli kompor dan kipas angin dah banyak banged, sampe antri panjang. Untung urusannya cepet dan dibatasi satu orang cuma boleh beli masing-masing dua, jadi ga lama ngantrinya. Diliat-liat banyak banged pengunjung yang sambil liat2 elektronik sambil nenteng kardus kompor dan kipas angin.

Waktu lagi ngantri sempet liat-liat sperti apa sih orang-orang yg tertarik dengan kompor dan kipas angin murah? Ternyata orangnya macem-macem, ada yg datang berbecak, bermotor, yang bermobil malah lebih banyak. Yang tampangnya biasa-biasa ajah, yang tampang kere kaya sy juga ada, yang tampang berduit malah banyak (keliatan dari jenis bajunya yg harganya di atas 150rebu).

Tapi yang pasti rata-rata usianya di atas 30taon, dan kebanyakan dateng bareng istrinya. Brarti tipikal orang bandung tuh senengnya beli barang kebutuhan yang harganya murah. Kalo ga butuh ga mreka beli, kalo ga murah juga ga dibeli. Tapi entah yaa, emang perlu kompor berapa banyak sih di rumah, masa beli sampe dua segala, sebelomnya kan pasti dah punya kompor. Enrahlah... mungkin malah mo dijual lagi, ato u usaha...

Dasar orang bandung... aya-aya wae...
Beli kompor aja kaya ngantri beras...

17 April 2009

Hanya mobil kotor (sperti punyaku) yg bisa

Anda sebal kalo melihat ada mobil kok kotor bener ga dicuci? Malah kadang-kadang gatel pengen tulis-tulis pesan di kacanya ke yang punya? "Cuci doong", "Tolong cuci aku", "Mobil perang abis operasi". "kapankah aku mandi". Btw itu semua tulisan di mobilku kalo abis parkir.. hehehe.
Tapi taukah ada orang yg justru membayar orang u mengotori mobilnya? (Ah Masaa..) Yaa, karena setelah itu kaca mobilnya akan dilukis. Bagi anda yang terbiasa nulis-nulis di kaca mobil kotor, mungkin kemampuannya bisa dikembangkan jadi seperti di bawah ini.

Kalo Anda googling "Scott Wade's Dirty Car Art!", akan ada banyak artikel tentangnya. Scott adalah artis yang melukis kaca belakang mobil yang kotor menjadi karya seni yang indah. Setiap Scott melakukan hobynya, dia selalu membuat kerumunan penonton.



Cek videonya :



Ini beberapa karya yg sy suka:












Karya lainnya bisa dilihat di http://www.dirtycarart.com/gallery/index.htm

posted in: Prie Tea Go Blog

16 April 2009

Cara sederhana mengelola keuangan

Mari kita bayangkan perjalanan hidup ini sperti kita mo melakukan travel ke suatu tempat. Dari titik awal pemberangkatan, agar sampai di tujuan dengan selamat,
apa saja yang harus dilakukan?
Tentu saja sy harus persiapkan bekal, kendaraan, peralatan kalo2 perlu perbaikan,
kotak P3K kalo2 ada yg luka, sakit dsb, peta perjalanan, uang, dan lain-lain.

Sesampainya di tempat tujuan, apa yg akan sy kerjakan di sana ?
Untuk melakukannya, barang2 apa saja yg harus sy persiapkan?
Di mana sy mendapatkan barangnya? Bawa dari tempat pemberangkatan?
Beli di perjalanan? Atau beli di tempat tujuan saja?
Atau tidak perlu beli, sebaiknya pinjam saja?

Anggaplah tempat tujuan itu namanya "keluarga sehat dan sejahtera".
Agar bisa sehat, sy harus merawat badan, makan makanan yang sehat, menambahkan supplemen kesehatan apabila perlu, berolah raga. Dan ketika sakit, harus memeriksakannya ke dokter, menyediakan obat dan perawatannya, kalau perlu memastikan operasi saat dibutuhkan.

Agar bisa sejahtera, sy perlu punya uang yg mencukupi apabila ada keperluan2,
seperti, menyediakan kebutuhan sehari-hari, memperbaiki kendaraan, membeli rumah, membayar pulsa telpon, membayar biaya RS, merawat kesehatan, membayar biaya pendidikan, dsb. Selain itu juga dana untuk kebutuhan sosial, seperti membantu orang lain yg kesusahan, menolong kerabat dan kenalan, memberi sumbangan, dan lain-lain.

Agar sy bisa memenuhi kebutuhan keuangan tsb, kita memiliki pendapatan dari pekerjaan/bisnis. Mari kita anggap pekerjaan/bisnis ini sebagai kendaraan kita menuju tempat tujuan. Sebagai kendaraan, tentu saja ada biaya perawatannya. Misalnya biaya transportasi ke kantor, biaya telpon, biaya pengembangan ketrampilan dan masih banyak lagi.


Nah dari semua kondisi tsb, mari kita mulai antisipasi segala sesuatu yg dapat membuat kita gagal mencapai tempat tujuan, setelah itu kita antisipasi juga segala sesuatu yg dapat membuat kita terhambat sampai di tujuan.

Apa yg terjadi kalo pekerjaan sy hilang? bisakah sy sampai tempat tujuan?
Apa yg terjadi kalo pencari nafkah utama sakit?
Apa yg terjadi kalo pasangan atau anak sakit?
Apa yg terjadi kalo pencari nafkah utama meninggal?
Apa yg terjadi kalo asset rusak?
Apa yg terjadi kalo inflasi begitu tinggi sehigga harga2 naik?
Apa yg terjai kalo rumah bocor semua dan tidak bisa ditinggali?
Apa jadinya kalo roda kendaraan kempes tengah jalan ketika menuju kantor?
dsb.. dsb...

Mana kondisi yg menggagalkan.. mana yg cuma menghambat..
Yg kemungkinan menggagalkan mari kita atasi duluan,
yg kemungkinan menghambat mari kita atasi setelahnya


Agar bisa mengatasi hambatan dan halangan, ada sebuah tips yg mudah.
Apapun yang Anda miliki, usahakan untuk mengalokasikan dana perawatan dan dana rehabilitasinya. Misalnya, u kesehatan.. u kendaraan.. u tempat tinggal... u komputer.. u telepon.. dsb.

Dan ada 2 cara untuk mengalokasikan dana tersebut. Pertama, dengan cara menanggungnya sendiri. Seluruh dana itu kita sisihkan dan kita tabung. Yang kedua dengan cara mengalihkannya ke pihak lain.

Misalnya beli barang baru cari garansi yg panjang...
beli asuransi u kendaraan.. asuransi u rumah... asuransi jiwa dan kesehatan.. dsb

Dengan cara ini mudah bagi kita untuk mengatur keuangan, terutama pengeluaran. Apakah pengeluarannya itu untuk perawatan? Untuk mengantisipasi gangguan atau hambatan? Mempercepat mencapai tempat tujuan? Ataukah tidak ada fungsinya sama sekali?



posted in: Prie Tea Go Blog