23 Desember 2009

Tangible asset vs intangible asset

Anda mungkin pernah mendengar tentang asset, secara sederhananya segala sesuatu yg memiliki nilai ekonomis dapat kita anggap sebagai asset. Secara kasat mata kita bisa membedakannya dengan tangible asset, asset yang bisa 'dilihat', dan intangible asset, asset yang tidak bisa 'dilihat'

Biasanya kalau orang mengatakan tentang asset, yang dia maksudkan adalah tangible asset, sperti properti, tabungan, saham, ternak, emas, dsb. Sedangkan intangible asset adalah ketrampilan, pengetahuan, ide yang tidak bisa diukur secara nyata nilainya.

Berikut ada sebuah kejadian yang menggambarkan tentang tangible asset dan intangible asset...

Suatu hari pemuda A datang ke rumah temannya, pemuda B.
A: Dispensermu ganti ya? Yang dulu ke mana?
B: Bocor. Bikin aqua gue cepet abis aja.
A: Trus sekarang di mana? Dibuang?
B: Belom sempet. Tuh di sana.
A: Gimana kalo kubawa aja? Toh di sini juga ga kepake cuma penuh2in tempat.
B: Bawa aja. Gue dah males ngeliatnya.

Pemuda A membawa dispenser bocor tsb ke kamar kostnya, dan mulai mencoba memperbaikinya. Karena dia tidak punya obeng, dipinjamnya obeng dari kamar sebelah.

Setelah berhasil dibuka, terlihat bahwa yang bocor adalah kerannya, pecah karena kepanasan. Dibelinya keran baru di pasar swalayan seharaga 6500. Beberapa saat kemudian, selesailah penggantian keran yang bocor tsb. Sambil memperbaiki, sekalian dia bersihkan dispenser tsb biar terlihat menarik.

Selesai membersihkan dan mengembalikan obeng, dibuatnya selembar pengumuman, Dijual dispenser 2nd masih mulus. Murah. Cuma 85rb. Hubungi 08xx xxx xxxx dan ditempelkannya di gerbang kosnya.

Tidak lama ada orang menghubungi dan tertarik melihat dispensernya
Pembeli: Ini dispensernya? Ada dusnya?
A: Ga ada. cuma ada dispensernya aja. Masih panas, insulasinya juga masih bagus. Masih mulus lagi.
Pembeli: 75ribu deh, sy ambil.
A: Humm... boleh deh.
Pembeli: Deal ya, sy angkut sekarang

Apa modal pemuda A?
Kemampuan mereparasi? Modal 6500 membeli keran dispenser baru? Perhatiannya terhadap kondisi temannya? Kemampuan meminjam obeng? Kemampuan membuat pengumuman? atau kemampuannya membersihkan dispenser?

Semua benar. Modal pemuda A adalah intangible assetnya. Sedangkan tangible asset berupa dispenser rusak, obeng dia dapatkan tanpa uang.

Banyak orang berfokus pada tangible asset ketika akan memulai usaha, dan lupa untuk memupuk intangible assetnya. Akibatnya usahanya tidak bertahan lama. Padahal sesungguhnya tangible asset akan berkumpul pada orang2 yang memiliki intangible asset. Dan orang yang tidak memiliki intangible asset akan mudah kehilangan tangible assetnya.

Ibaratnya orang meminjamkan mobilnya, pasti kepada orang yg memiliki sim. Orang yg memiliki mobil tanpa sim, mungkin harus merelakan mobilnya untuk dikendrai oleh supirnya yang punya sim.

Itulah sebabnya orang yang sukses berbisnis selalu mengatakan, "Tidak perlu uang untuk memulai usaha". Karena uang hanya dibutuhkan untuk membeli tangible asset, padahal tangible asset bisa pinjam dulu, sperti bangsanya obeng tadi.


Jadi, apa yang menghambat kita untuk mulai mengumpulkan asset??? ^_^