Tampilkan postingan dengan label bisnis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bisnis. Tampilkan semua postingan

31 Agustus 2017

Mengenai Landscape Ecommerce Indonesia: Peta Persaingan Para Raksasa

Seorang teman menanyakan tanggapan sy mengenai artikel "Landscape Ecommerce Indonesia: Peta Persaingan Para Raksasa", jadinya sy bikin sedikit bahasan amatir tentang hal itu.

Ini bahasan menarik, pertama2 prolog dulu ya, kita samakan suara dulu biar mengenal istilah.
Mulai dengan ambil suara, dikocok biar rohnya konstan. Mungkin penjelasan istilah2 ini ga tepat, tapi minimal dalam tanggapan sy ini sy batasi segitu ajah.

Unicorn adalah istilah untuk perusahaan baru (start up) yang mencapai valuasi 1 milyar USD. Istilah unicorn muncul dari salah satu venture capital yg punya kebiasaan menyebut angka milyar USD dengan satuan corn, sehingga unicorn adalah 1 milyar USD, decacorn 10 milyar USD, hectocorn 100 milyar USD dst.

Valuasi sendiri  nilai asset suatu perusahaan saat ini (present value) tapi perhitungannya tidak melulu sekedar aset terlihat (tangible) dan aset tak terlihat (intangible), tapi juga ekspektasi pertumbuhan bisnis di masa depan. (perhitungan benernya njelimet tapi kira2 sperti ini lah gambarannya)
Karena ada ekspektasi itu lah maka valuasi suatu bisnis bisa beda2 tergantung dengan kacamata siapa dipandangnya. Pihak calon investor yg punya pengalaman bisnis tertentu pasti akan membayangkan potensi start up yg sesuai dengan pengalamannya, sehingga ekspektasinya akan berbeda dengan calon investor dari pengalaman bisnis yg berbeda.

Kok bisa investor beda bidang saling tertarik start up yg sama? Itu kan seperti McDonald tertarik WA? Ya inilah yg disebut business disruption, pesaing bisa muncul dari bidang yg berbeda jauh, sehingga dunia bisnis semakin lintas sektoral. Jadinya kalo McDonald tertarik beli WA pastinya punya ekspektasi yg berbeda dengan FB.

Start up adalah perusahaan baru. ‘Baru’nya segimana ni agak sulit dibatasi. Tapi biasanya yg namanya bisnis baru dianggap settle setelah masuk tahun ke 5, sehingga sebelum usia 5 tahun masih bisa dianggap perusahaan baru.  Sebagai sesuatu yg baru, tentu harus mengikuti tahapan2 perkembangannya. Seperti manusia, dari bayi, anak2, remaja, dewasa selalu ada tugas perkembangan yg harus diselesaikan, perusahaan pun demikian, mulai dari ide produk dan sistem, didirikan, suntikan modal, pengembangan dan penyesuaian sistem bisnis, dsb hingga akhirnya menjadi perusahaan yg settle, mature secara sistem sehingga tidak reaktif terhadap pasar, punya positioning, tapi tetap memiliki visi dan berusaha menggapainya.

Biasanya mencapai tahap settle ini ga bisa cepat, karena menyesuaikan sistem bisnis adalah bagian tersulit. Di tahap rencana boleh aja terlihat bagus sistemnya, tapi di lapangan ternyata amburadul kinerjanya sehingga harus cepat2 disesuaikan. Kecepatan penyesuaian ini yg berbeda2 untuk setiap perusahaan. Start up yang bisa dengan cepat menyelesaikan tahapan2 ini dan menyesuaikan sistemnya biasanya menjadi bintang lapangan, yg lebih besar lagi jadi calon2 unicorn, dan mereka yg segelintir akan jadi unicorn.

Karena tahapan itu terkait juga dengan kebutuhan dana, cara paling mudah menentukan pada tahapan mana suatu start up berada bisa ditelisik dari pengelolaan dana nya. Standarnya pola  investasi selalu grafiknya menurun dulu hingga mencapai titik balik bawah baru menanjak dan mencapai titik impas (break even point), kemudian menanjak dan sedikit melandai baru menanjak lagi. Yang terakhir ini berarti perusahaannya sudah settle sistem dan positioningnya
Biasanya pada saat start up mulai mencapai titik balik bawah, akan muncul angel investor (istilah u investor modal ventura) yg berani menyuntik dana untuk meneruskan pengembangan bisnis si start up. Bagi pemain start up kalo sudah mencapai tahap ini artinya bisnis tersebut sudah di ‘jalan yg benar’. Tinggal selanjutnya apakah bisa mencapai titik impas dengan dana tersebut.


Source: Wikipedia


Itu tentang unicornnya

Sekarang tentang 3 unicorn itu, tokoped, gojek, n traveloka
Entah menurut para pakar bisnis ya, ini hanya pendapat pribadi, dalam bisnis ada 4 faktor yg paling dicari konsumen, paling ya, yg laennya masih ada, yaitu: kualitas, kecepatan, harga dan kemudahan. Kalo qt bisa buat produk qt, baik barang ataupun jasa, menjadi yg terbaik kualitasnya, paling cepat pelayanannya, paling murah harganya, dan paling mudah diakses, maka ga perlu takut dengan saingan, bahkan disruption pun ga usah takut.

Ketiga unicorn tsb berfokus pada 4 hal tersebut, dan mereka menambahkan satu faktor lain menjadi one stop service. Tokoped terinspirasi rakuten, menjadi online mall terbesar, gojek menjadi delivery service, traveloka menjadi traveling agent. Dan yang menariknya, mereka mendapatkan keuntungan bukan dari produk mereka sendiri, melainkan dari komisi pembelian produk orang lain, istilah makelar online mungkin lebih cocok untuk mereka daripada online shop, seperti alibaba dan ebay, raksasa-raksasa dalam bisnis makelar online.

Sebetulnya kalo disamakan dengan alibaba atau ebay masih belum pas, karena keduanya adalah contoh bisnis jaman internet, sedangkan ketiga unicorn itu contoh bisnis jaman ... mmm let’s say .. aplikasi smartphone? Ga ga.. mungkin lebih cocok “jaman android”. Ya, ketiga unicorn tersebut adalah bagian dari googlenomics, thx to google yg sudah membuat android jadi open source sehingga penetrasi pasarnya bisa se-emejing inih.

Ada pendapat bahwa membuat bisnis yg besar itu sebenarnya hanya perlu berselancar menunggangi gelombang perubahan. Mari kita sebut beberapa yg outliers, microsoft misalnya, membesar menunggangi penetrasi PC, untuk hardwarenya ada intel yg menjadi pasangan wintel. Red bull kratingdaeng membesar menunggangi kebutuhan generasi baby boom saat usia eksekutif muda, di mana persaingan kerja semakin berat sehingga orang harus beraktivitas lebih lama. Properti juga sama menunggangi perkembangan demografi suatu daerah. Google jelas menunggangi perkembangan internet, walaupun untuk kasus ini mungkin saling berkebalikan, internet membesar pun salah satunya karena ada peran google.

Apa bedanya jaman internet dengan jaman android? Sama2 murah aksesnya, hanya kalo jaman internet masih terbatas komputer untuk akses internet, sedangkan jaman android perangkatnya sangat dekat, bahkan seringkali lebih dekat daripada bayi qt sendiri. Inilah jaman di mana handphone bener-bener jadi handphone karena hampir sepanjang waktu tu gadget nempel di tangan. Dan karena handphone hampir selalu nempel di tangan, maka aplikasi para unicorn pun selalu nempel di tangan juga.

Kelebihan paling kentara dari bisnis makelar berbasis aplikasi smartphone adalah mudahnya penyesuaian sistem bisnis. Beda dengan online shop yg memiliki stok produk, online makelar ga punya stok produk, Cuma mengelola networking dengan pemilik produk. Sehingga penyesuaian skema kerjasama antara makelar-pengguna, makelar-pemilik produk, dan pemilik produk-pengguna bisa dengan cepat diubah2 dengan mengupdate aplikasi. Contohnya saat gojek ingin mengubah sistem pembayaran dari tunai jadi e-wallet, dengan cepat gopay diperkenalkan saat update aplikasi dan penetrasinya dipercepat dengan promo2. Semuanya just a click away.

Keunggulan aplikasi smartphone ini yg membuat start up (dapat) dengan cepat menyelesaikan tahap-tahap perkembangannya, keunggulan yg tidak dimiliki oleh bisnis2 sebelumnya, bahkan tidak juga dimiliki oleh bisnis era internet.

How come Cuma bisnis makelar bisa sebesar itu? Jawabannya: Big data.
Secara gampangnya itu adalah data2 yg terhimpun dalam transaksi dan pendukungnya yg dicatat, diolah sehingga menghasilkan kemungkinan2 baru.

Dalam bisnis big data ada 3 hal yg jadi ciri utamanya, 3 V, bolume, belocity, dan bariasi. Volume, karena jumlahnya yg sangat besar, sehingga perlu storage yg besar dan handal. Velocity, karena data yang besar itu tetap harus dapat diakses dengan cepat. Variasi, karena data yg diperlukan maupun yang tidak diperlukan saat ini dikumpulkan dulu semuanya untuk dimanfaatkan di kemudian hari.
Mengapa big data ini menarik? Karena untuk memprediksi sesuatu di masa depan akan sangat sulit apabila data yg diperlukan kurang lengkap, dan big data menutupi kekurangan tsb. Big data analyt1cs diperkirakan akan dapat membuat prediksi akurat tentang hal-hal yg saat ini masih tak terprediksi, contoh ekstrimnya akan dapat memprediksi apa yg akan dimakan orang 5 tahun dari sekarang, kata seorang penggiat big data analytic. Sehingga sebagai pihak yg mengetahui hal tersebut, sperti glimpse of the future, pemilik big data dapat mempersiapkan bisnisnya jauh sebelum orang lain menyadarinya, istilahnya “jenderal curi-curi start”.

Oleh karena itu bisnis makelar onlen berbasis aplikasi smartphone ini (*kok istilahnya jdai panjang bgitu ya? T_T) disebut2 sebagai salah satu bisnis masa depan karena kemampuannya mengumpulkan data dari pengguna.

Kembali ke 3 unicorn yg qt bahas, dengan kemampuan mreka menggali dan menganalisa big datanya menghasilkan perkembangan bisnis yg beragam tetapi dengan sumber pendapatan yang sudah terprediksi, hal ini jelas-jelas sangat disukai investor.

Sekarang tentang penetrasi China di pasar e commerce Indonesia

Apabila isu-isu penguasaan China dikesampingkan, dan Cuma dilihat dari kacamata bisnis, adalah wajar apabila china melakukan perluasan bisnis ke Indonesia. Sebagai negara yg pertumbuhan ekonominya sangat tinggi selama beberapa tahun terakhir, saat ini ekonomi china mulai ‘kepenuhan’ sehingga perlu lokasi baru untuk dialihkan. Selain itu dukungan dananya pun memadai, sehingga terasa impact investasinya.

Selama yg dibeli dan dikembangkan di Indonesia adalah start up lokal yang didirikan dan dikembangkan oleh orang Indonesia, maka berarti sudah satu langkah bagus sudah berhasil dicapai oleh Indonesia. Karena dengan demikian start up lokal sudah mulai ada yang  memenuhi kriteria perusahaan yg sehat untuk diakuisisi.

Apakah akan membahayakan masuknya barang2 buatan china lewat e commerce yg mereka kuasai? Menurut sy sih ga ada masalah kalo sekedar peralatan yg makin banyak, selama peralatan itu sekedar spare part dari suatu sistem yg dibangun oleh lokal Indonesia.  

Ibaratnya gapapa pancinya dari china selama dipake u bikin rendang yg asli Indonesia untuk dijual ke pasar internasional. Gapapa tangkinya dari china asalkan teknologi pabriknya punya lokal.

Kok santai gitu sih, invasi sudah di depan mata? Karena masuknya barang china sudah menjadi keniscayaan, remember 4 hal di bisnis? Murah, cepat, kualitas, dan akses? Barang China sudah memenuhi itu semua, ga akan bisa ditahan untuk diminati oleh konsumen dalam negeri. Tinggal gimana qt memanfaatkannya untuk menghasilkan added value yg lebih besar.

Ada beberapa hal yg bisa dimanfaatkan dari penetrasi China ini, tp yg sy soroti ada 2. Pertama, murahnya barang china membuka jalan u melakukan ‘percobaan2’. Percobaan adalah hal yg sangat besar kemungkinan gagalnya, sehingga modalnya harus sekecil mungkin, dengan adanya barang china qt bisa menekan biaya percobaan, sehingga pengenalan sifat suatu sistem menjadi lebih murah dan cepat. Fokuskan pada produk teknologi dan produk budaya yang tidak mudah disubstitusi oleh produk luar negeri. Untuk saat ini, gapapa bikin sinetron pake kamera china, selama sinetronnya dijual lebih mahal daripada kameranya.

Yang kedua, masuknya dana segar ke pasar e commerce akan menggiatkan start up baru untuk mewujudkan impian2 bisnisnya dengan standar yang sudah semakin baik. Berkaca dari bukalapak, dalam waktu tidak sampai setahun sudah dapat mengumpulkan ‘tenant’ sebanyak 10.000. Berarti kalo dipukul rata 1 startup bagus bisa mengangkat 10.000 umkm maka dengan 100 start up bagus bisa terangkat 1 juta umkm, multiplier effectnya akan sangat besar, akhirnya akan berdampak pada GDP. Seperti yg kita tau, GDP adalah dasar dari volume penerbitan mata uang.

Mungkin di lain kesempatan sy lanjutkan dengan "Unggul bersaing diantara para raksasa",
tapi entah kapan, mungkin nunggu ada yg nanya dulu :D

jazz my 2 cents (PR)

Landscape eCommerce Indonesia



NUSANTARANEWS.CO – Perkembangan paling mutahir adalah investasi miliaran US$ di Indonesia sehingga melahirkan tiga Unicorn, yaitu: 1. Tokopedia 2. Gojek dan 3. Traveloka.
Selain itu, terjadi pengelompokan bisnis: 1) Tokopedia dan Lazada (yang diinvest oleh Alibaba); 2) Shopee, JD, Traveloka (yang diinvest oleh Tencent); dan 3) Blibli dan Tiket.com (yang diinvest oleh GDP Capital milik Djarum Group).
Saham Alibaba di Tokopedia memang tergolong minoritas, namun di Lazada sudah mencapai 80%. Ini kemudian akan diintegrasikan dengan payment gateway (Alipay dan Doku) serta didukung kekuatan logistik China Smart yang mendominasi logistik Asia Tenggara melalui Singpost.
Strategi jangka panjang Jack Ma Strategi adalah menguasai infrastruktur di SEA utamanya Indonesia melalui kendaraan ecommerce.
Alibaba sudah membangun infrastruktur FBL (Fulfilled by Lazada – 60.000 SQM gudang di Cimanggis dan terus membangun di kota-kota lain dan memiliki infrastruktur delivery sendiri dengan LEX – Lazada Express .
Pesaing kuat Alibaba adalah Tencent (induk semang dari JD.co). Tencent masuk ke Indonesia melalui JD.id , Gojek dan Traveloka. Tencent pun ingin menguasai infrastuktur payment Go-PAY yang dipakai Go-JEK, yang saat ini sudah menjadi e-wallet terbesar di Indonesia, mengalahkan e-wallet yang dibuat bank dan telko. JD.ID sudah mulai membangun gudang distribution Center di Jakarta maupun di Kota-kota besar di Indonesia beserta Hub pengirimannya sendiri. Tencent makin kuat dengan investasi di Shopee.co.id.
Kedua pemain raksasa ini sudah mengubah peta e-commerce Indonesia.  Setahun terakhir ini GMV- nya di pasar Indonesia  meningkat pesat dengan membawa produk-produk murah China.
Petinggi Shopee menyatakan dalam kurun waktu dua tahun ke depan, pasar Indonesia hanya akan menjadi medan pertempuran dua raksasa ecommerce dr China: yaitu Lazada (+ Tokopedia) dan Shopee.
Bagaimana dengan Blibli?  Akan bertahan tapi menjadi pemain ketiga yang paling banyak menguasai 20% pasar, yang 80% menjadi rebutan kedua grup di atas.
Peta akan berubah jika Amazon masuk ke Indonesia. Lalu bagaimana nasib pemain Lokal?.  Hingga saat ini pemain ecommerce lokal belum bisa mengimbangi pertempuran dengan para pemain raksasa China tersebut.
Pemain lokal kalah dalam pengalaman, finansial, teknologi, bigdata, dan jaringan. Ada dua kemungkinan bagi pemain lokal yang tidak sekuat Blibli.com: 1). Diakuisisi atau 2). Ditutup karena kehabisan pendanaan di tengah jalan.
Persaingan di e-commerce ini juga berdampak pada bidang-bidang pendukung lanskapnya. Pemain di bidang logistics dan payment akan dikuasai mereka juga. Yang mengkhawatirkan, supplier produk lokal akan tergantikan oleh produk-produk asing jika tak mampu mengambil peluang emas berkembangnya e-commerce ini.
Rumor yang beredar saat ini. Petinggi Lazada berusaha melobi pemerintah untuk dapat melonggarkan aturan impor finish goods untuk dijual via e-commerce Indonesia.
Apa yang harus dilakukan? Venture Capital Indonesia dan pelaku e-commerce lokal segera melakukan konsolidasi untuk mengimbangi kedua  rakasa di atas, untuk melindungi pasar Indonesia dan mendorong produsen lokal bisa bersaing di pasar ecommerce, serta membawa produk-produk lokal masuk ke pasar global.
Bangun kawan-kawan, Bangun! Kita mesti bersatu. Kita mesti saling support satu sama lain. Kita mesti berdaya di negeri sendiri. Joinlah di berbagai komunitas positif di Indonesia. Jalinlah sinergi dan tumbuhlah dalan kebersamaan.
Joinlah di http://jagojualan.co. Joinlah di TDA. Joinlah di Genpro. Joinlah di IIBF. Joinlah di HIPMO. Joinlah di Yukbisnis. Joinlah di kopdarsaudagar.com. Joinlah di komunitas-komunitas positif. Bukan untuk memanfaatkan mereka, tapi untuk saling berbagi dan bersinergi antar sesama.
Jangan sampai produk-produk lokal digilas habis dan gak diserap oleh pasar dengan baik, saking mendominasinya produk-produk luar di negeri ini!
Penulis: Nanik S Dayeng (Pengusaha Lokal dan mantan wartawan)
Editor: Ach. Sulaiman

16 Agustus 2012

Apa bedanya Skema ponzi dan MLM?

Banyak orang berpikir bahwa skemo ponzi merupakan cikal-bakal MLM, padahal tidak. Skema ponzi punya leluhur yang berbeda dengan MLM. Cuma gara-gara contoh MLM menggunakan bentuk yg mirip piramid, orang sering beranggapan kalo MLM dan skema piramid adalah sama. Padahal bedanya juauuh...

Skema piramid adalah bentuk yg terjadi kalo ada penggunaan skema ponzi. Skema ponzi adalah sistem investasi di mana orang terdahulu menerima keuntungan investasi dari setoran orang setelahnya. Agak bingung? Bahasa sederhananya gali lobang tutup lobang.

Misalkan sy pinjam uang 1 juta pada bank A dengan janji sy bayar bunga 10% perbulan. Saat bulan baru, sy ga punya uang lagi, daripada didatengin debt collector yg gede-gede itu akhirnya sy pinjem uang 1,1jt ke bank B dengan bunga 10% perbulan juga. Bulan depannya sy belom punya uang lagi, akhirnya pinjem uang 1,21jt ke bank C dengan bunga lagi-lagi 10%. Begitu terus menerus, semakin lama semakin besar, sampai akhirnya suatu saat bank ga mau minjemin lagi, mungkin karena harta sy ga cukup u jaminan. Akhirnya terungkaplah kalo sy sebetulnya ga punya uang.

Skema ponzi kira-kira seperti itu, cuma pinjamannya jumlahnya sama, jadi yg meningkat adalah jumlah orang yg uangnya dipinjam. Awalnya sy pinjam ke 1 orang. Untuk menutupi pembayaran ke orang pertama ini sy pinjam jumlah yg sama ke 2 orang dengan janji yg sama, jadi nilai pinjamannya 2 kali lipat. Sebagian sy bayarkan ke orang pertama. Untuk membayar orang kedua dan ketiga, sy pinjem lagi ke 4 orang dengan janji yg sama... begitu seterusnya sampai ada pembayaran yg macet karena kewajiban bayarnya lebih besar dari dana yg ada.

Tetapi akan berbeda kalo investasi di perniagaan. Misalkan sy pinjam uang 1 juta ke A untuk sy belikan barang dan sy jual dengan keuntungan 30%. A akan mendapat sharing 10% dari penjualan. Bulan selanjutnya B dan C bergabung, sehingga modal beli barangnya jadi 3 juta. Setelah semua terjual, A, B, dan C masing2 mendapat sharing 10%. Apakah yg seperti ini akan rugi? Tidak, selama pembelian barangnya sejumlah yg mampu dijual dalam sebulan.
Begitu barangnya ga laku-laku, mulailah investor rugi.

Lalu bagaimana dengan MLM? Keuntungan MLM didapat dari penjualan produk. Dengan kata lain, MLM menawarkan bisnis perdagangan, sedangkan skema ponzi menawarkan investasi yang memberi keuntungan secara berkala tanpa harus melakukan apapun setelah menyetor modal. Untuk melihat cara MLM bekerja, klik di sini.

Skema ponzi disebut juga zero sum game, uang yg masuk tidak bertumbuh, hanya diputer-puter aja dibagikan lagi ke anggota-anggota.

01 Juli 2012

Peternakan Sapi Perah

Beberapa minggu lalu sy ada acara di lembang, kebetulan berkenalan dengan penduduk setempat yang memiliki usaha sapi perah. Berikut resume pembicaraan bisnisnya

Caranya:
  • Sapi usia 18 bulan diinseminasi, 
  • Usia 27 bulan sudah diperah susunya (produksi)
  • Dua kali perah sehari, pagi dan sore
  • Selama 3-4 bulan kemudian, sapi diinseminasi kembali dan sampai usia kehamilan 8 bulan, pemerahan dihentikan 
  • Setelah melahirkan diperah kembali 
  • Sapi dapat beranak 5 -8 kali 

Kegiatan sehari-hari 
  • Sebelum diperah sapi dimandikan, 
  • Pemerahan dilakukan sampai susu sapi tersebut habis 
  • Setelah diperah sapi diberi makan 
    • 5 piring dedak dicampur ampas tahu 15 kg 
    • Setelah dedak+ampas tahu habis, sapi diberi rumput gajah 
  • Siang hari pk 12.00 sapi diberi makan siang 
    • 5 piring dedak dicampur ampas tahu 15 kg 
  • Sore hari setelah diperah (+ pk 16.30) sapi diberi makan sama seperti pagi 
    • 5 piring dedak dicampur ampas tahu 15 kg 
    • Setelah dedak+ampas tahu habis, sapi diberi rumput gajah 

Perawatan Anak sapi: 
  • Bulan ke-1 5 liter/hari 
  • Bulan ke-2 4 liter/hari 
  • Bulan ke-3 3 liter/hari 
  • Bulan ke-4 1 liter/hari 
  • Bulan ke-5 susu dihentikan 

Analisa biaya
Modal awal 
  • Kandang: 2 jt u satu sapi 
  • Sapi muda: 5-7jt 

Setelah diperah, analisa biaya per 1 sapi/15 hari
  • Dedak : 150.000
  • Ampas tahu : 300.000

Pendapatan tergantung produksi susu X 3000/liter
(Standar produksi 15 liter susu perhari)


--------------------------------------------------------------------------------------------------
Dari hasil bincang2 itu, brarti setiap hari bisa mendapatkan pendapatan bersih 15rb dari 1 sapi. Tentu saja semakin banyak sapinya semakin turun biaya pakannya karena belinya lebih banyak dengan harga lebih murah.


Yang menarik, ada sistem investasi di usaha peternakan sapi perah ini.
Misalkan sy beli sapi muda 5jt, lalu dititipkan ke peternak, maka saat sapi mulai diperah susunya antara peternak dan pemilik sapi akan mendapat bagian 60:40


Pemilik sapi mendapat bersih 40% produksi susu, karena biaya perawatan, kandang, pakan sudah termasuk di 60% bagian peternak


Menarik ya, modal 5jt, setahun kemudian mendapat 18ribu perhari, brarti balik modal setelah 10 bulan beranak atau sekitar 20 bulan sejak penanaman modal. Dan itu belum termasuk harga anak sapinya lho... ^_^

25 Januari 2012

Investasi yang baik di tahun naga



Aah sebetulnya ga peduli mo taon apa, mo taun kucing kek mo taon cacing kek,
taun ini sy malah ciong kok,
tapi... peduli apa? Maju perut pantat mundur...
kumpul ora kumpul, mangan jalan teruuus.... ^_^

Kalo seputar investasi, ada pertanyaan standar yg sering kita temui,
"Sy nubie, mo mulai investasi, gimana caranya?"
pertanyaan sederhana, jawabannya yg panjang

Daaan, nasehat terbaik u pertanyaan ini dimenangkan oleh,
(dudududududung.... eng ing eeeng...)
"Sediakan waktu u belajar"
(redaksi bole berbeda, intinya tetap sama...)

Simple answer 4 simple question...

Tapiiii.....
banyak orang yg salah kaprah dengan jawaban ini,
disangkanya intinya pada 'belajar',
bukan... sama sekali bukan...

intinya pada 'waktu' ....
investasi selalu berhubungan dengan waktu,
baik dalam kalimat, "investasi jangka pendek, jangka panjang, jangka menengah"
atau "berapa return pertahunnya?"
atau "berapa lama ngumpulin modalnya?"
atau "keuntungan ini hasil pengalaman berapa tahun?"

atau kalimat lain yg dianggap tidak terlalu berhubungan dengan investasi,
padahal berhubungan sekali...
"konser ini menampilkan hasil latihan sy selama 30 tahun"
"setelah menghabiskan 2 tahun u S2 akhirnya sy bisa naik golongan"
"bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian"
"bisa karena biasa"
"muda kaya-raya, tua foya-foya, mati masuk surga"

Tahukah rekan sekalian,
Kita bisa mendapatkan apapun yg kita inginkan selama ada cukup waktu

Selama ada waktu, kita bisa mengumpulkan modal,
mengumpulkan informasi, menemukan suplier, mempelajari, dsb

Masalahnya, dengan waktu yg tersisa, usia yg tersisa ini,
dengan aktivitas yg sama selama ini,
masih mungkinkah kita mendapatkan apa yg kita inginkan?

kalo membahas masalah finansial,
bisnis dan investasi adalah permainan tim,
bgitu kata kios aki ya?

artinya apa?
jangan habiskan waktu kita u melakukan segalanya sendirian,
bentuk tim kita dan mulailah membagi tugas dan bekerja sama,
sehingga waktu kita lebih produktif

Gimana caranya?
Biarkan anggota tim yg lebih expert u menggantikan kita,
kita berfokus melakukan ekspertise kita sendiri.
Satukan hasilnya dan lihatlah betapa besarnya yg bisa kita dapat

Lha, membentuk timnya gimana ceritanya?
"burung sejenis akan berkumpul bersama"
"dengan siapa Anda berkumpul saat ini, ke sana lah Anda menuju"
Mudahnya, ciptakan komunitas,
berkumpullah dengan orang2 yg kita ingin sperti mereka

Jadi kalo Anda ingin jadi manager di kantor, jangan kumpul sama OB...
kumpulnya sama manager2 biar 1 frekuensi
kumpul lho ya, bukan bersosialisasi, ntar ga ada yg mau nyapa OB ^_^

Quote Einstein u finansial biasanya yg ini yg dikutip "bunga majemuk adalah keajaiban dunia kedelapan"
tapi menurut sy yg lebih penting sebetulnya quote yg ini
"kegilaan adalah melakukan sesuatu dengan cara yg samadan berharap mendapatkan hasil yg berbeda" 

Selama gunung masih menghijau, jangan takut ga dapet kayu bakar.
Selama jantung masih berdetak, kesempatan masih terbuka
mengulang yg lama   -kip d spirit haih-


Seminar investasi yang diadakan oleh Tim Wealth Manager Association,
Penulis buku The Secret of Wealth Management

"Siapa Bilang Memulai Investasi Itu Sulit dan Butuh Modal Besar?"
Temukan jawabannya dalam seminar investasi dgn tema "Peluang Emas Berinvestasi di Tahun Naga"

Hari Sabtu : 4 February 2012Jam : 10.00-13.00
Tempat : Rukan Puri Mutiara Blok BF.No.15 Jl.Griya Sunter Jakarta Utara
Biaya : Rp.50.000 (termasuk makan siang)

Pendaftaran Hubungi : 02191601999 & 08557898086
TEMPAT TERBATAS

Nantikan acara-acara lainnya dari Wealth Manager Association,
dan bergabunglah dengan komunitasnya


"Sy kaya bukan karena memiliki segalanya,
sy kaya karena tidak memerlukan apa-apa lagi" - quote by Someone

23 Desember 2009

Tangible asset vs intangible asset

Anda mungkin pernah mendengar tentang asset, secara sederhananya segala sesuatu yg memiliki nilai ekonomis dapat kita anggap sebagai asset. Secara kasat mata kita bisa membedakannya dengan tangible asset, asset yang bisa 'dilihat', dan intangible asset, asset yang tidak bisa 'dilihat'

Biasanya kalau orang mengatakan tentang asset, yang dia maksudkan adalah tangible asset, sperti properti, tabungan, saham, ternak, emas, dsb. Sedangkan intangible asset adalah ketrampilan, pengetahuan, ide yang tidak bisa diukur secara nyata nilainya.

Berikut ada sebuah kejadian yang menggambarkan tentang tangible asset dan intangible asset...

Suatu hari pemuda A datang ke rumah temannya, pemuda B.
A: Dispensermu ganti ya? Yang dulu ke mana?
B: Bocor. Bikin aqua gue cepet abis aja.
A: Trus sekarang di mana? Dibuang?
B: Belom sempet. Tuh di sana.
A: Gimana kalo kubawa aja? Toh di sini juga ga kepake cuma penuh2in tempat.
B: Bawa aja. Gue dah males ngeliatnya.

Pemuda A membawa dispenser bocor tsb ke kamar kostnya, dan mulai mencoba memperbaikinya. Karena dia tidak punya obeng, dipinjamnya obeng dari kamar sebelah.

Setelah berhasil dibuka, terlihat bahwa yang bocor adalah kerannya, pecah karena kepanasan. Dibelinya keran baru di pasar swalayan seharaga 6500. Beberapa saat kemudian, selesailah penggantian keran yang bocor tsb. Sambil memperbaiki, sekalian dia bersihkan dispenser tsb biar terlihat menarik.

Selesai membersihkan dan mengembalikan obeng, dibuatnya selembar pengumuman, Dijual dispenser 2nd masih mulus. Murah. Cuma 85rb. Hubungi 08xx xxx xxxx dan ditempelkannya di gerbang kosnya.

Tidak lama ada orang menghubungi dan tertarik melihat dispensernya
Pembeli: Ini dispensernya? Ada dusnya?
A: Ga ada. cuma ada dispensernya aja. Masih panas, insulasinya juga masih bagus. Masih mulus lagi.
Pembeli: 75ribu deh, sy ambil.
A: Humm... boleh deh.
Pembeli: Deal ya, sy angkut sekarang

Apa modal pemuda A?
Kemampuan mereparasi? Modal 6500 membeli keran dispenser baru? Perhatiannya terhadap kondisi temannya? Kemampuan meminjam obeng? Kemampuan membuat pengumuman? atau kemampuannya membersihkan dispenser?

Semua benar. Modal pemuda A adalah intangible assetnya. Sedangkan tangible asset berupa dispenser rusak, obeng dia dapatkan tanpa uang.

Banyak orang berfokus pada tangible asset ketika akan memulai usaha, dan lupa untuk memupuk intangible assetnya. Akibatnya usahanya tidak bertahan lama. Padahal sesungguhnya tangible asset akan berkumpul pada orang2 yang memiliki intangible asset. Dan orang yang tidak memiliki intangible asset akan mudah kehilangan tangible assetnya.

Ibaratnya orang meminjamkan mobilnya, pasti kepada orang yg memiliki sim. Orang yg memiliki mobil tanpa sim, mungkin harus merelakan mobilnya untuk dikendrai oleh supirnya yang punya sim.

Itulah sebabnya orang yang sukses berbisnis selalu mengatakan, "Tidak perlu uang untuk memulai usaha". Karena uang hanya dibutuhkan untuk membeli tangible asset, padahal tangible asset bisa pinjam dulu, sperti bangsanya obeng tadi.


Jadi, apa yang menghambat kita untuk mulai mengumpulkan asset??? ^_^

13 Mei 2007

Quotes yang berubah menjadi konyol seiring waktu

TIDAK ADA ALASAN BAGI SIAPAPUN UNTUK PUNYA KOMPUTER DI RUMAHNYA
(Kenneth Olsen, Presiden dan Pendiri Digital Equipment Corporation, Pada Tahun 1977)

"PESAWAT TERBANG SIH MEMANG MAINAN MENARIK, TETAPI TAK ADA NILAINYA SECARA MILITER
(Marsekal Ferdinand Foch, Ahli Strategi Militer Perancis dan Belakangan menjadi Komandan Perang Dunia I, Pada Tahun 1911)

"TERLEPAS DARI SEGALA KEMAJUAN ILMIAH DI MASA DEPAN (MANUSIA TAKKAN PERNAH SAMPAI KE BULAN)".
(DR. Lee De Forest, Penemu Tabung Audion dan Bapa Penemu Radio, Pada tanggal 25 Februari 1967)

"TELEVISI TAKKAN DAPAT MEMPERTAHANKAN PASAR YANG DIPEROLEHNYA SETELAH ENAM BULAN PERTAMA. ORANG AKAN SEGERA BOSAN MEMANDANGI KOTAK JATI SETIAP MALAMNYA
(Darryl F. Zanuck, Pemimpin 20th Century Fox, Pada tahun 1946)

"KAMI TIDAK SUKA MUSIK MEREKA. KELOMPOK GITARIS SIH SUDAH KETINGGALAN ZAMAN".
(Decca Records, ketika Menolak The Beatles, pada tahun 1962)

"BAGI KEBANYAKN ORANG, PENGGUNAAN TEMBAKAU ITU BEREFEK MENGUNTUNGKAN
(Dr. Ian G. Macdonal, Ahli Bedah dari Los Angeles, Seperti dikutip dalam majalah Newsweek, 18 November 1969)

"TELEPON, ALAT INI TERLALU BANYAK KELEMAHANNYA UNTUK BISA DIPERTIMBANGKAN SERIUS SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI. PADA DASARNYA ALAT INI TIDAK BERHARGA BAGI KITA
(Memo Internal Serikat Buruh Barat, Pada Tahun 1876)

"BUMI ADALAH PUSAT ALAM SEMESTA
(Ptolemy, Astronom Besar dari Mesir, di abad Kedua)

"TAK ADA KEJADIAN PENTING HARI INI"
(Ditulis oleh Raja George III dari Inggris, pada tanggal 4 Juli 1776, saat Amerika menyatakan kemerdekaannya)

"SEGALA YANG DAPAT DICIPTAKAN, TELAH DICIPTAKAN"
(Charles H. Duell, Komisaris Hak Paten Amerika Serikat, Pada Tahun 1899)


Pernahkah kita berpikir?
Bahwa banyak pendapat yang hari ini dianggap benar, ternyata tidak berlaku di masa depan

Tahun 80an, Bapak Tirto Utomo memasarkan produk air kemasan AQUA
Orang bilang,”Mana mungkin ada yang mau beli. Sudah harganya lebih mahal dari bensin, ga ada rasanya lagi. Mending beli yang berwarna dan berasa.”
Kenyataannya, tahun 2005 sudah terdaftar lebih dari 250 merk air kemasan di Indonesia. Dan sekarang setiap ada pesta tidak ada lagi yang menjerang air untuk minum, baik di kota maupun di pedesaan.

Mana yang lebih anda sukai?
Bersaing dengan lebih dari 250 merk air kemasan saat ini? Atau
Memulai bisnis saat orang lain belum menyadarinya seperti Bapak Tirto Utomo, dan menikmati hasilnya saat orang lain baru memulai?

Pada saat waralaba atau franchise diperkenalkan, sebagain besar orang menganggapnya sebagai bisnis penipuan. Tetapi 20 tahun kemudian waralaba sudah dianggap salah satu cara yang bagus untuk memulai bisnis.
Sebagian besar orang saat ini belum mengakui MLM sebagai bisnis yang layak ditekuni. Bahkan ada yang menganggapnya sebagai bisnis tipu-menipu. Tetapi bisa jadi pandangan inipun menjadi keliru seiring waktu, dan akan ada masanya di mana MLM sudah menjadi hal yang biasa, seperti halnya waralaba saat ini.

10 Mei 2007

MLM???!!! Saya Sudah Muak! Saya Tidak Minat!!!

Ya, setuju sekali. Itu perasaan kebanyakan orang, termasuk perasaan saya sendiri dahulu. Sebelumnya saya mohon maaf kalau bicara kasar, pernyataan ini bukan merendahkan suatu profesi tertentu, tetapi ini semua pengalaman saya sebelumnya. Coba kita pikirkan...


Seorang pegawai dibayar lebih sedikit daripada kontribusi yang diberikan. Seorang sarjana dengan gaji 1 juta perbulan, bekerja 40 jam seminggu, selama 4 minggu, berarti 1 jamnya dia dihargai 6.250 rupiah. Tukang parkir dalam 1 jam bisa dapat berapa? Sepertinya ga jauh beda. Untuk gaji 1 juta perbulan harus bermodal ijazah sarjana, untuk jadi tukang parkir hanya perlu modal peluit dan baju tukang parkir. Rasanya, kurang adil ya?

Berapa kenaikan gaji pertahun? Berapa kenaikan harga barang pokok? Kenaikan gaji pegawai selalu di bawah inflasi nasional. Bensin sudah naik lebih dari 250% sejak tahun 2002. Listrik naik 4 kali untuk tahun 2002. Telpon juga sudah naik. Belum lagi semua kebutuhan pokok lain yang juga akan naik sebagai akibat efek domino ini. Harga beras naik berapa kali lipat? Harga daging sapi dan ayam? Harga sayur-mayur? Apakah gaji pegawai naik secepat itu??? Ada batas pendapatan, semua jabatan sudah ada plafonnya. Selamanya gaji staf tidak mungkin lebih tinggi dari manajernya. Perusahaan pun tidak mungkin menaikkan standar gaji begitu saja, bisa-bisa bangkrut gara-gara bayar gaji pegawai.

Sebagai karyawan, waktunya ditentukan kantor. Selama jam kerja tidak mudah melakukan kegiatan pribadi, tidak bisa meninggalkan kantor seenaknya, tidak bisa mengalihkan jam kerja ke waktu luang. Ada tidak ada kerjaan, seorang pegawai harus standby di kantor. Apalagi kalau ditugaskan keluar kota, sulit menolak. Sekali dua kali ke luar kota bolehlah dianggap refreshing, tapi kalau berkali-kali bukannya bosen juga?

Pegawai sekarang banyak yang statusnya kontrak. Perusahaan punya wewenang untuk memperpanjang atau mengakhiri kontrak tanpa pegawai tersebut mendapat kompensasi. Bagaimana nasibnya pegawai yang kontraknya tidak diperpanjang di hari-hari terakhir? Mudahkah mendapatkan pekerjaan pengganti?

Buka toko juga tidak lebih mudah, karena perlu modal besar, belum tentu laris (mengandung resiko). Produk bagus, laris manis, eeh ditiru orang karena tidak punya dana untuk mematenkan. Rata-rata pengusaha bangkrut 2 kali sebelum berhasil, apakah kita siap mental mengalaminya???

Pekerjaan kita saat ini mungkin terlihat aman. Tapi apakah benar-benar aman? Cobalah kita renungkan kembali. Mungkinkah terjadi pergantian kepemilikan di perusahaan? Bagaimana kalau pemilik baru mengganti pegawai saat ini dengan orang-orang dekatnya? Mungkinkah terjadi perampingan? Mungkinkah ada orang yang lebih baik yang berpotensi menggantikan jabatan kita?

Blog ini dibuat untuk memberi masukan kepada mereka yang tidak suka MLM, seperti sy dahulu. Semua keterangannya boleh dipercaya, boleh tidak, tugas sy hanya berbagi informasi yg bisa sy pertanggungjawabkan kebenarannya...

Mari berdiskusi....