Pertama-tama selama sebulan kemarin sy tidak membeli makanan jadi di luar rumah. Seluruh bahan makanan dibeli di hipermarket seperti carefour, giant, dan hypermart, maksudnya agar harganya cukup representatif untuk kota-kota besar di Indonesia. Berikut daftar belanjaannya untuk konsumsi sy seorang sendiri:
1. Beras 5 kg: 40.000
2. chicken nugget 1 kg: 22.000
3. Kol 1 kg: 6.000
4. Tomat 1 kg: 6.500
5. Sawi 0,5 kg: 2.500
6. Wortel 0,3 kg: 1.800
7. Telur 0,5 kg: 6.000
8. tepung bakwan 1 bungkus: 2.000
9. Gula 1 kg: 6.500
10. mie instant 10 bungkus: 12.500
11. bawang merah 0,1 kg: 1.400
12. bawang putih 0,5 kg: 2.000
13. bawang bombai 0,4 kg: 4.000
14. buah pear 0,5 kg: 5.000
15. Jeruk 0,5 kg: 6.000
16. Daging 0,1 kg: 4.000
17. bumbu gule 1 bungkus: 3.500
18. santan kelapa 1 kotak: 5.000
19. minyak goreng 1 liter: 10.000
Sebenarnya ini belum bisa jadi standar kebutuhan minimal, masih banyak mengakomodasi makanan-makanan kesukaan. Tepung bakwan ditambahkan kol dan wortel sy goreng jadi bala-bala. Beberapa hari sekali masih bisa makan mie instan untuk selingan, ditambah sayuran biar lebih banyak isinya. Daging dibuat gulai ditambah kol dan tomat jadi tongseng. Masih bisa menikmati buah pir dan jeruk. Pagi-pagi masih bisa membuat nasi goreng dari sisa nasi semalam.
Bahkan kalau kita patungan beberapa orang, pengeluarannya akan lebih kecil. Karena bawang merah, bawang putih, bumbu-bumbu, minyak goreng bisa digunakan sampai 2-3 bulan. Otomatis pengeluaran masing-masing orang bisa lebih hemat.
Jadi, berapapun pendapatan Anda, selama bisa menyisihkan 150ribu tidak perlu takut kelaparan. Kadang untuk memperbaiki kondisi finansial tidak perlu menambah penghasilan, cukup dengan mengelola pendapatan yang sudah ada dengan mengubah pola hidup.
Apalagi kalau kita belanjanya di pasar tradisional, mungkin bisa hanya 100ribu pengeluarannya. Luar biasa murah kan? Kira-kira hanya 3500 rupiah perhari, sisanya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kondisi finansial...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar