
Setelah tersendat-sendat beberapa lama, akhirnya tamat juga nonton yoko 2006. Padahal awalnya ga terlalu smangad, abis nona lungnya bukan Idi Chan sih (Padahal sekarang Idi Chan dah nenek-nenek kali yaa... hehehe), biasaa fanatik berlebihan. Untung ceritanya ga berbeda dengan yg di buku, walopun ada yg diperpendek juga, ga seperti To Liong To 90an yg ceritanya jadi geser jauh, bikin sebel penonton setia (sy sih ga setia, cuma ikutan sebel ajaa).
Jagoannya masih Yoko, belom Bocah Tua Nakal kok pemeran utamanya. Efeknya lumayan, yaah pake efek sineas Hongkong saat ini lah, gayanya mirip Hero-nya Zhang Yimou, rada-rada diperlambat pertarungannya. Eh atau seperti John Woo yaa... aah terserahlah.
Yang bikin kepikiran, ternyata diperlukan campur tangan orang besar untuk menciptakan orang besar. Sin Tiaw Tayhiap Yoko itu bisa jadi pendekar besar karena dia mendapat bimbingan orang-orang besar. Liat aja ilmunya, dari sesepuhnya dunia persilatan, cuma It Teng Taysu yg ilmunya ga dikuasai Yoko. Dari Oey Yok Su dia belajar jurus suling dan sentilan sakti. Dari Ang Cit Kong dia belajar Ilmu tongkat penggebuk anjing. Dari Awyang Hong dia belajar jurus Kodok Buduk dan membalik titik darah. Dia juga belajar formasi pat kwa dari Oey Yong. Dia juga belajar ilmu pedang Coan Cin Pay yang sempat melahirkan Ong Tiong Yang, jagon no 1 di Tionggoan, dan Ciu Pek Tong, si Bocah Tua nakal. Dia juga murid dari Kuburan Mayat Hidup, yang pendirinya 'kawan bergelut'-nya Ong Tiong Yang. Terakhir dia belajar dari Iblis Pedang yg tidak terkalahkan, yg di cerita Balada Hina Kelana menciptakan Tokko Kiu Kiam. Dan jangan lupa, dia dibesarkan oleh Kwee Ceng, walopun ga lama.
Kalau dilihat perjalanan hidupnya, wajar saja Yoko jadi orang besar, dia mendapatkan banyak

Yang terpikir saat nonton Yoko adalah, kalau kita ingin memajukan bangsa ini, yg paling cepat adalah dengan menciptakan Orang Besar, Great People kalo di game Civilization mah. Tinggal bagaimana caranya menciptakan Orang Besar tersebut? Salah satu caranya adalah dengan belajar langsung dari Orang-Orang Besar terdahulu. Kalau misalkan di Indonesia ga ada yg cukup mampu di bidang tersebut, berarti kita harus pergi ke luar negri. Mungkin karena itu ada pepatah "Belajarlah sampai ke negeri Cina", maksudnya biar orang itu kalau pengen maju harus mau mendatangi tempat guru berada.

Mungkin karena itu di buku pengembangan diri sering diminta untuk mengisi daftar orang-orang terdekat kita saat ini, karena akan seperti apa kita 5 tahun lagi bisa diketahui dari tipe orang-orang yg sering kita temui saat ini. Biasanya kalau kita dekat dengan orang yg senang baca novel, maka kita pun akan terimbas jadi suka baca novel. Karena itu juga ada istilah "u r what u read'. Buku merupakan salah satu pembentuk pola pikir.
Ya, betul sekali (bagi anda yg menebak pola pikir sebagai faktor terpenting...)

Hemm... jadi harus evaluasi nih...
siapa lingkungan terdekat sy....
siapa yg sering sy temui...
buku apa yg sy baca......
kegiatan apa yg sy ikuti.......
film apa yg sy tonton...
(btw istilah silatnya jangan terlalu diliat ya, beda translator beda istilah soalnya...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar